Hadang Truk Demi Konten Viral, Remaja Tewas Tertabrak

Otonesia.id, Demi memburu konten viral, sejumlah remaja melakukan aksi nekat, menghadang truk yang tengah melaju kencang di jalan raya.

Kelompok remaja pelaku penghadangan truk tersebut dikenal sebagai kelompok ‘Rojali’ atau rombongan jemaah liar, berjumlah 6 orang. Rombongan ini berusia tanggung rata-rata 12-16 tahun.

Salah satu aksi mereka yang dilakukan pada Minggu (10/7) menghadirkan malapetaka, kawan mereka FA (13), tewas tertabrak truk di Bekasi. Ketika itu mereka sedang membuat konten video untuk TikTok, dengan tema ‘challenge malaikat maut’ atau menghadang truk yang melintas di jalan raya.

Menurut Kasat Lantas Bekasi Kompol Argo Wiyono, kelompom Rojali sudah membuat 8 video konten serupa di hari tewasnya FA pada Minggu (10/7). Polisi menemukan 7 video yang sudah di-upload ke media sosial.

“Jadi di 7 video yang kita dapatkan, jadi mereka itu lompat ke tengah, mobilnya kan ngerem mendadak tuh, habis itu mereka pergi kabur,” ungkap Argo.

Anak-anak tersebut membuat konten yang menantang maut itu hanya karena ingin terkenal dan jadi pusat perhatian. “Kalau dari versi saksi temannya itu niatnya hanya ingin terkenal supaya viral, itu kan membahayakan,” ucapnya.

Praktisi keselamatan berkendara dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan bahwa aksi-aksi ekstrem yang dilakukan para remaja sangat susah dikontrol karena mereka umumnya datang dari keluarga tidak harmonis atau luput dari pengawasan orang tuanya.

“Kemarin saya ngobrol dengan salah satu psikolog, dan dikatakan kalau orang-orang (remaja) ini sebagian mengalami broken home. Kemudian kontrol dari orang tua juga sangat minim sekali, sehingga mereka melakukan aktivitas berkelompok dan bersaing dengan kelompok lain untuk menjadi yang paling berani. Dan ini akan sangat sulit ditanggulangi,” ujar Sony, dalam obrolan melalui sambungan telepon dengan detikOto, Kamis (15/7/2021).

Jika mengacu kepada aturan dan norma yang berlaku, aksi menghadang truk yang dilakukan para remaja tersebut jelas salah. Namun di sisi lain, para pengemudi truk yang menghadapi aksi nekat tersebut diimbau agar lebih sabar, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

“Jadi ada trik untuk menghentikan aktivitas mereka (para remaja penghadang truk), yakni dengan tidak menambah kecepatan truk. Jika itu dilakukan, maka konten yang dibuat para remaja tersebut tidak akan sukses. Karena konten itu akan viral jika truk yang dihadang semakin kencang dikendarai (ketika melewati rombongan remaja tersebut),” jelas Sony.

“Mungkin sopir truk merasa jika kendaraannya ditambah kecepatannya mereka akan takut dan minggir. Padahal tidak, semakin truk itu kencang, maka para remaja itu akan semakin mendapatkan ‘wah-nya’. Jadi kunci untuk menghentikan aksi itu, adalah dengan mengurangi kecepatan truk,” tukas Sony dilansir Detik Oto.

(Sdf)