7 Jenis Baterai Mobil Listrik Kapasitas Hingga Harga

Otonesia.id – Mobil listrik merupakan inovasi terbaru di dunia otomotif yang semakin populer di Indonesia. Salah satu faktor yang membuat mobil listrik begitu menarik adalah teknologi baterai mobil listrik yang digunakan.

Baterai mobil listrik harus memiliki daya tahan yang baik agar dapat menempuh jarak yang cukup jauh.

Baterai mobil listrik bermacam-macam tergantung dengan jenis mobil.

Maka dari itu, sebelum membeli mobil listrik, lihat dahulu jenis yang digunakan dan karakteristik baterai mobil listrik tersebut.

Nah, apa saja jenis-jenis baterai mobil listrik? Simak penjelasan dan karakteristiknya, harga baterai mobil listrik, serta cara perawatan mobil listrik agar baterai tetap awet.

Jenis-Jenis Baterai Mobil Listrik & Cara Kerjanya

Mobil listrik membutuhkan sumber energi yang kuat dan tahan lama. Oleh karena itu, ada beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik. Berikut adalah beberapa jenis baterai yang sering digunakan pada mobil listrik:

1. Lithium-ion (Li-ion)

Baterai ini mungkin sudah familiar karena sering digunakan pada perangkat elektronik portabel seperti telepon genggam dan komputer jinjing. Perbedaannya, kapasitas fisik dan ukuran baterai Li-ion pada mobil listrik jauh lebih besar.

Baterai Li-ion memiliki rasio daya terhadap berat yang sangat tinggi. Baterai ini memiliki efisiensi energi yang tinggi dan kinerja yang baik pada suhu tinggi. Baterai ini juga memiliki rasio energi yang lebih tinggi per berat.

Baterai lithium-ion dapat diisi daya dengan lebih cepat, memiliki masa pakai yang lebih lama, dan memiliki kepadatan daya yang lebih tinggi. Semakin ringan baterai, semakin jauh jarak yang dapat ditempuh oleh mobil listrik dengan satu kali pengisian daya.

Namun demikian, baterai jenis ini masih memiliki kelemahan, terutama dalam hal harga. Hal ini disebabkan oleh biaya baterai Li-ion yang dapat mencapai 40-50 persen dari harga mobil listrik itu sendiri.

2. Nickel-Metal Hydride (NiMH)

Baterai NiMH menggunakan hidrogen sebagai media penyimpanan energi, dengan nikel dan logam lain (seperti titanium) berfungsi sebagai elektroda yang menjaga aliran ion hidrogen. Baterai ini banyak digunakan pada kendaraan listrik hibrida (HEV).

Baterai mobil listrik jenis ini tidak mendapatkan daya dari sumber eksternal. Proses pengisian baterai ini tergantung pada kecepatan mesin, pergerakan roda, dan pengereman regeneratif. Keunggulan utama baterai Ni-MH adalah umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan baterai lithium-ion.

Baterai Ni-MH juga relatif lebih mudah didaur ulang karena hanya mengandung sedikit bahan beracun yang dapat merusak lingkungan. Namun, baterai ini memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang relatif lebih tinggi, tingkat pelepasan daya sendiri yang tinggi, dan kemampuan menghasilkan panas yang signifikan.

3. Lead Acid

Baterai SLA (lead-acid) merupakan baterai isi ulang yang telah ada sejak lama. Jika dibandingkan dengan baterai lithium dan NiMH, baterai ini memang memiliki kapasitas yang lebih rendah dan berat yang lebih besar. Meski demikian, baterai SLA memiliki keunggulan dalam hal harga yang relatif terjangkau dan tingkat keamanan yang tinggi. Saat ini, sedang dilakukan pengembangan baterai SLA berkapasitas besar untuk mobil listrik. Namun, saat ini baterai SLA hanya digunakan pada kendaraan komersial sebagai sistem penyimpanan sekunder.

4. Baterai Solid-State

Baterai solid-state merupakan inovasi yang menghilangkan elektrolit cair berat yang biasa terdapat dalam baterai lithium-ion. Elektrolit cair digantikan dengan elektrolit padat seperti gelas, keramik, atau bahan lainnya.

Secara keseluruhan, struktur baterai solid-state mirip dengan baterai lithium-ion tradisional, namun tanpa adanya cairan, baterai ini dapat memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dan ukuran yang lebih kompak. Baterai ini mengeluarkan energi dan diisi ulang dengan cara yang serupa dengan baterai lithium-ion.

Penggunaan baterai solid-state dalam industri mobil masih tergolong baru. Namun, baterai jenis ini telah digunakan selama beberapa tahun pada perangkat kecil seperti alat pacu jantung, perangkat yang dapat dikenakan, dan teknologi RFID.

Baterai solid-state memiliki harapan yang tinggi dalam meningkatkan performa kendaraan listrik. Dengan kapasitas yang sama dengan baterai lithium-ion yang digunakan pada kendaraan, baterai solid-state dapat memiliki kapasitas antara dua hingga sepuluh kali lipat lebih besar.

5. Baterai Nickel-Cadmium

Baterai ini memiliki berbagai keunggulan, seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan dan masa pakai sekitar 500 hingga 1.000 siklus pengisian daya. Namun, baterai ini memiliki bobot yang cukup berat dan juga rentan terhadap penurunan performa.

Penurunan performa baterai ini umumnya terjadi saat mengalami siklus pengosongan sebagian. Meskipun baterai Ni-Cd digunakan dalam produksi kendaraan listrik pada tahun 90-an, saat ini baterai ini dilarang karena mengandung bahan beracun seperti kadmium.

6. Ultracapacitor

Baterai ultracapacitor bekerja dengan menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Karena memiliki luas permukaan yang lebih besar, baterai ini mampu meningkatkan kapasitas penyimpanan energi.

Baterai ini sangat cocok digunakan sebagai penyimpanan sekunder pada kendaraan listrik. Selain itu, ultracapacitor juga dapat memberikan tenaga tambahan pada kendaraan listrik saat melakukan akselerasi dan pengereman regeneratif.

Namun demikian, baterai jenis ini mulai ditinggalkan karena telah hadir jenis baterai lain yang lebih efisien dalam hal performa, siklus hidup, dan harga.

7. Ternary lithium-ion (NMC)

Baterai Ternary lithium-ion (NMC) termasuk salah satu jenis baterai mobil listrik yang paling populer di pasar. Baterai NMC memiliki keunggulan berupa kapasitas tinggi, tegangan tinggi, stabilitas termal baik, dan biaya rendah dibandingkan dengan baterai Li-ion lainnya. Baterai NMC juga mengandung nikel yang merupakan elemen penting untuk meningkatkan kinerja baterai Li-ion.

Salah satu mobil listrik yang menggunakan baterai jenis Ternary lithium-ion (NMC) adalah Almaz Hybrid. Kapasitas baterai mobil hybrid ini adalah 1.8 kWh dan memiliki tegangan 355 V24. Dengan teknologi baterai ini, Almaz Hybrid mampu menempuh jarak hingga 1.000 km dengan pengisian baterai penuh.

Daya Tahan Baterai Mobil Listrik

Usia dan ketahanan baterai pada mobil listrik dapat bervariasi tergantung pada jenis baterai dan pengaturan kendaraan. Secara umum, rata-rata usia baterai mobil listrik berkisar antara 10-15 tahun atau sekitar 200 ribu kilometer.

Usia baterai listrik juga tergantung pada jenis baterai yang digunakan. Baterai lithium-ion umumnya banyak digunakan dalam mobil listrik. Baterai ini akan mengalami siklus pengosongan saat digunakan dan diisi daya saat terhubung dengan stasiun pengisian daya listrik.

Ketahanan mobil listrik juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang sangat rendah atau tinggi dapat memengaruhi usia baterai. Suhu yang terlalu tinggi cenderung mengurangi masa pakai baterai mobil listrik dengan lebih cepat.

Mobil listrik rata-rata memiliki baterai yang dapat diisi ulang hingga sekitar 1.000 kali pengisian daya penuh. Namun, setiap tahun umumnya usia baterai akan berkurang meskipun tetap dapat digunakan.

Baterai mobil listrik yang telah mencapai 1.000 kali pengisian daya penuh biasanya mengalami penurunan kinerja hingga 40% dan tidak lagi optimal. Untungnya, beberapa produsen menawarkan jaminan penggantian baterai secara gratis.