Pengakuan Sopir Truk yang Kacanya Dipecahkan, Ditodong Pistol, Dipukuli, Tak Terima Diklakson

Otonesia.id, Penganiayaan terhadap sopir truk kontainer di Jalan Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara, pada Sabtu (26/6) lalu dilakukan oleh pengemudi Pajero Sport.

Pemilik mobil hitam dengan nomor polisi B 1861 QH itu telah diringkus pihak berwajib. Diduga penganiayaan terjadi lantaran pria pengendara Pajero tak terima terhadap sopir truk kontainer.

Bahkan pria tersebut tak segan memecah kaca truk, serta menodongkan pistol ke sang sopir. Berikut kesaksian lengkap sopir truk kontainer yang menjadi korban? Berikut ulasannya.

Sopir truk kontainer mengungkapkan kesaksiannya atas awal mula kejadian penganiayaan dan penodongan pistol kepada dirinya yang dilakukan pengemudi Pajero dengan nomor polisi B 1861 QH.

Menurutnya pengendara Pajero itu tak terima diklakson olehnya. Padahal klakson dibunyikan atas tindakan si pengendara Pajero yang telah membuatnya kaget karena belok dan mengerem mendadak.

Karena tak terima, pengendara Pajero itu keluar mobil dan memanjat pintu truk.

“Gara-garanya cuma mengklakson doang. Enggak nabrak sama sekali, lecet pun. Sebenarnya dia yang salah, tiba-tiba buang (belok) ke kiri ya saya klakson dong,” kata Egi, sopir truk kontainer seperti dikutip dari laman Instagram akun @tnilovers18.

Dalam video yang beredar, sekian kali pria itu memukul Egi sang sopir truk kontainer. Aksinya sempat dilerai oleh warga.

Namun pria tersebut kembali naik ke pintu truk. Ia memecah kaca depan truk. Kemudian melayangkan pukulan lagi ke arah Egi.

“Kalau misalkan saya tabrak ya hancur dong mobil dia. Dia ngomong kasar gitu, langsung mukul. Habis mukulin langsung kaca yang dipecahin,” imbuhnya.

Mengetahui bahwa pengemudi Pajero itu membawa pistol, Egi pun kian takut. Ia memilih kabur dan dikejar. Tapi sayang pengendara Pajero itu bisa memberhentikannya dan kembali melayangkan pukulan.

“Awalnya pakai nodong pakai pistol. Habis kejar-kejaran, kena lagi saya. Baru saya dipukulin pakai tongkat. Enggak sempat nembak,” papar Egi.

Pria arogan itu tak segan menodongkan senjata api ke arah wajah Egi. Lantaran takut ditembak, ia pun memilih kabur dan segera melapor ke kantor polisi. Selain itu ia meminta surat bukti visum dari rumah sakit. Wajahnya mengalami sejumlah luka dan memar.

“Saya takut sama pistol, makanya saya kabur. Ditodong ke muka saya, pas kaca. Takut ditembak makanya saya kabur. Habis bikin laporan ke Polres sama dari UGD RS,” pungkas Egi.

Sekadar informasi juga, melansir akun Instagram @tnilovers18, pelat nomor QH umumnya dipakai oleh petinggi kepolisian. Sedangkan QZ sama dengan QH dan RFP, yaitu pelat yang digunakan dalam keperluan kepolisian.

(SDF)